‘Tiada Rotan , Akarpun Jadi’
Pepatah tersebut berlaku juga….tiada ke Gunung Bromo, ke Gunung Kelud-pun jadi hehehe..
Dikarenakan satu dan banyak hal, perjalanan utama yang sudah direncanakan (Gunung Bromo) akhirnya gagal juga.
Mengobati kekecewaan hati, akhirnya saya berbelok arah ke Gunung Kelud yang terletak di perbatasan, antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.
Pada awalnya, Gunung Kelud adalah Gunung Berapi yang indah karena dilengkapi dengan kawah yang luas. Namun sejak tahun 2007, tepatnya tanggal 5 November 2007 terjadilah fenomena alam yang luar biasa. Yakni dari dalam danau kawah muncul kubah lava seluas -/+ 100 meter dengan ketinggian sekitar 20 meter dari air kawah. Hingga kini kubah lava tersebut terus tumbuh, dengan perkiraan bertambah 2 meter setiap harinya. Kubah lava tersebut sekarang terkenal dengan nama “Anak Gunung Kelud“.
Akses menuju Gunung ini sangat mudah, jalan beraspal sampai ke lokasi dan dikiri kanan terdapat kebun nanas. Meskipun begitu, kita tetap harus waspada karena terdapat beberapa titik ruas jalan sedang longsor.
Mendekati lokasi, tikungan semakin tajam dan kita harus ekstra hati-hati. Untuk pengguna kendaraan umum, tidak perlu kuatir karena ada mobil angkutan umum sampai diatas. Untuk pengguna kendaraan pribadi juga tidak perlu kuatir, karena ternyata halaman parkir yang tersedia sangat luas dan bersih.
Kesan pertama……hm…segarnyaaaa…udara masih bersih, angin sepoi-sepoi….
puass raanya..seperti di Nirwana (heheheheh…..orang muda bilang LEBAY)
Untuk melihat Anak Gunung Kelud, dari lokasi parkir kendaraan kita harus memasuki sebuah lorong. Konon lorong ini merupakan goa batu, tetapi kondisi terakhir sudah dilapisi semen dan sudah ada lampu penerangan di sepanjang lorong tersebut.
Hanya beberapa meter dari ujung lorong batu tadi, maka mata kita akan langsung bisa menatap tumpukan batu andesit berwarna hitam yang menjulang. Itulah anak gunung kelud yang kesohor itu. Jika malam hari konon katanya dibagian puncak anak gunung kelud akan memerah seperti bara.
Jika anda kurang puas hanya melihat anak gunung kelud dari atas, adapula tangga turun yang akan mengantar anda sampai di kaki anak gunung kelud. Sampai di bawah sana anda bisa memegang langsung batu-batu yang menjadi bagian dari anak gunung kelud.
Apabila merasa lelah, kita bisa istirahat di pos-pos yang disediakan disepanjang tangga turunan.
Karena waktu yang sangat sedikit, dengan terpaksa saya beranjak meninggalkan lokasi…fiuhh…padahal banyak keunikan Gunung Kelud yang belum saya coba seperti flying fox, ATV Offroad dan spa air panas.
Hm….sepertinya saya harus kembali lagi ke Gunung Kelud dan mencoba semua keunikan dan keindahan yang ada….(sedikit kecewa karena masih kurang puassss)
Mumpung masih didaerha Kediri, tidak ada salahnya kita berwisata Rohani. Kali ini saya berziarah ke Gua Maria Pohsarang, yang merupakan salah satu tempat ziarah agama Katolik yang terletak di kompleks Gereja Pohsarang di desa Pohsarang, kecamatan Semen, Kediri, sekitar 10 km arah barat daya kota Kediri.
Gua Maria ini berada di sebelah kanan Gereja dan merupakan sebuah gua yang banyak didatangi oleh bukan hanya umat Katolik untuk berdoa rosario atau novena, melainkan juga oleh umat lain yang bukan Katolik untuk melakukan meditasi dan memohon ujub kepada Tuhan yang Mahapemurah.
Setelah berdoa sejenak memanjatkan doa-doa…..akhirnya saya harus siap-siap pulang ke Cepu dan memeperiapkan perjalanan selanjutnya ke SOLO…
SOLO??? ada yg special? to be continued yah…